Di sebuah kota kecil di kaki Gunung Lawu, hidup seorang gadis bernama Rena, siswi kelas 8 SMP Nusantara. Ia dikenal sebagai anak yang cerdas dan periang. Namun, di balik tawa dan semangatnya di sekolah, Rena menyimpan kisah yang tak banyak orang tahu—kisah tentang perjuangan, harapan, dan ketulusan.
Ayahnya bekerja sebagai sopir truk antar kota. Ia jarang pulang karena harus menempuh perjalanan jauh demi mengirimkan barang ke berbagai daerah. Sementara ibunya sakit-sakitan akibat komplikasi paru-paru. Rena adalah anak tunggal, jadi setiap hari ia harus mengurus segalanya sendiri.
Setiap pagi sebelum sekolah, Rena bangun pukul lima, menanak nasi, menyuapi ibunya obat, lalu berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki sejauh tiga kilometer. Ia tidak pernah mengeluh. Satu hal yang selalu ia katakan pada dirinya sendiri adalah,
“Aku harus kuat, karena kalau aku menyerah, siapa lagi yang akan menjaga Ibu?”
Di sekolah, Rena tetap ceria. Ia tidak ingin teman-temannya tahu kesulitannya di rumah. Ia selalu tersenyum, bahkan ketika perutnya kosong karena tidak sempat sarapan. Nilai-nilainya tetap bagus, tapi belakangan ia sering kelelahan. Suatu hari, saat pelajaran seni budaya, Bu Dira—guru kesenian—mengumumkan lomba menggambar dengan tema “Harapan di Tengah Kesulitan.”
Seluruh kelas antusias. Teman-teman Rena langsung membuka kotak warna mereka yang lengkap dan baru. Sementara itu, Rena menatap pensil warnanya yang pendek-pendek dan kertas lusuh dari buku catatan yang sudah habis halaman belakangnya. Ia sempat ragu untuk ikut.
“Ren, kamu yakin mau ikut? Dengan alat kayak gitu?” sindir Dini, teman sekelasnya yang sering pamer perlengkapan mahal.
Rena hanya tersenyum. “Alat nggak penting, Din. Yang penting niat dan hati.”
Malamnya, Rena menggambar di kamarnya yang remang-remang. Listrik di rumah padam, dan ia menyalakan lilin kecil. Di luar, hujan turun deras. Namun Rena terus menggambar. Kertasnya sedikit lembap, tapi ia tak peduli.
Tangannya bergerak perlahan, menggambar seorang anak berdiri di bawah hujan lebat, memandangi pelangi yang muncul samar di balik awan gelap. Wajah anak itu penuh harapan. Di bawah gambar itu, Rena menulis,
“Hujan memang dingin, tapi tanpa hujan, pelangi takkan pernah datang.”
Ketika gambar itu selesai, Rena menatap hasilnya dengan mata berkaca-kaca. Ia tak tahu apakah karyanya akan menang, tapi ia yakin satu hal: gambar itu adalah potret dirinya sendiri.
Keesokan harinya, Rena menyerahkan gambarnya. Saat lomba dinilai, beberapa teman menertawakan kertasnya yang lusuh. Namun Bu Dira memperhatikan gambar itu lama sekali. Ia menatap Rena, tersenyum, lalu berkata pelan,
“Kadang, karya yang paling indah lahir dari hati yang paling kuat.”
Hari pengumuman tiba. Aula sekolah penuh dengan murid. Jantung Rena berdegup cepat. Ia tak berharap banyak, hanya ingin tahu apakah jerih payahnya dihargai. Ketika kepala sekolah mengumumkan pemenangnya, semua mata tertuju ke depan.
“Juara pertama lomba menggambar kali ini jatuh kepada… Rena Pradipta dari kelas 8B!”
Seluruh aula terdiam sejenak, lalu riuh tepuk tangan. Rena menutup mulutnya, tak percaya. Air mata menetes tanpa ia sadari. Bu Dira memanggilnya ke depan untuk menerima piagam. “Rena,” kata Bu Dira, “karyamu bukan hanya gambar, tapi kisah keteguhan hati. Pelangimu bukan di langit, tapi di hatimu.”
Di antara kerumunan, Rena tiba-tiba melihat seseorang berdiri di pintu aula. Sosok itu tinggi, berjaket hitam, dengan wajah letih tapi hangat—ayahnya. Ternyata, ayah Rena sengaja pulang lebih cepat setelah mendengar kabar dari Bu Dira.
Ayahnya tersenyum, menatapnya dengan bangga. “Ayah bangga padamu, Nak. Kau sudah jadi pelangi buat Ibu dan Ayah.”
Rena berlari memeluk ayahnya erat-erat. Ia menangis di dadanya. Semua rasa lelah, semua perjuangan, seolah terbayar lunas oleh momen itu.
Beberapa minggu setelah lomba, Rena sering diundang untuk bercerita di sekolah-sekolah lain tentang karyanya. Ia tak malu lagi menceritakan kesulitannya. Justru, ia ingin anak-anak lain tahu bahwa kesulitan bukan alasan untuk menyerah, tapi kesempatan untuk tumbuh.
Suatu sore, ketika Rena pulang dari sekolah, langit di atas gunung berubah menjadi warna jingga keemasan. Setelah hujan turun, muncul pelangi besar membentang di cakrawala. Ia berhenti berjalan dan tersenyum.
“Pelangi datang setelah hujan, seperti bahagia datang setelah perjuangan,” bisiknya.
Ia lalu menggenggam erat medali lombanya, seolah mengingatkan dirinya bahwa setiap tetes air mata bisa berubah menjadi warna indah di langit kehidupan.
Apa alasan utama Rena tetap mengikuti lomba menggambar meskipun kekurangan alat?
Mengapa gambar yang dibuat Rena sangat menyentuh hati Bu Dira?
Apa makna pelangi dalam cerita ini?
Bagaimana sikap Rena menghadapi ejekan dari teman-temannya?
Apa pesan penting yang bisa diambil dari perjuangan Rena?
Komentar
Kisahnya menyentuh dan penuh inspirasi,sebuah perjuangan yang luar biasa. Semangat selalu Rena, keadaan bukan alasan untuk menyerah.
Keberhasilan Adalah sebuah Hasil dari perjuangan ,Sangat Bagus penuh dengan inspirasi
?
ini sangat bagus \r\nsekali
Lebih baik terjebak kemacetan tetapi ada tujuan,dari pada terjebak rasa nyaman namun tidak ada kepastian??????
sebuah kesulitan bukan alasanmu untuk menyerah, tetapi kesempatanmu untuk tumbuh menjadi lebih kuat.\r\nNgawi, 14 Oktober 2025
cerita nya bagus sangat memotivasi kita untuk tidak gampang menyerah
sangat menyentuh dan inspiratif,keterbatasan bukan alasan untuk menyerah
poh ses
Keren bu, keep it up!
dari rena kita belajar bahwa didalam kesulitan pasti ada yang namanya kesuksesan... semangat ya buat kalian semua yang lagi berjuang untuk melewati kesulitan maupun kesenangan...
Bagus sekali
mantap man
bgs
Wih sangat keren banget tapii gak ada yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal
aah
assalamualaikum semua nya
Alhamdulilah\r\nLancar rezeki
yareuuuu
hahahahahaha
Mantap dan bagus
Yarewww
Tetap semangat berjuang dan berbuat baik
Baguss
Mantap dan mandiri
tetap semanggat sangat bagus
yess sir
2 3 bunga rayaa hahahahahah
mantap
What?
mantap semangat keren bangett
Sangat bagus
omegott
Yess
ora weruhh
Alhamdulillah
?
Dimana soalnya?
kerenn bangeetttt
Tetap Semangat