Pelangi di Mata Rena

Penulis: Susanti, S.Pd | 13 Oct 2025 | Pengunjung: 1691
Cover
Di sebuah kota kecil di kaki Gunung Lawu, hidup seorang gadis bernama Rena, siswi kelas 8 SMP Nusantara. Ia dikenal sebagai anak yang cerdas dan periang. Namun, di balik tawa dan semangatnya di sekolah, Rena menyimpan kisah yang tak banyak orang tahu—kisah tentang perjuangan, harapan, dan ketulusan.
Ayahnya bekerja sebagai sopir truk antar kota. Ia jarang pulang karena harus menempuh perjalanan jauh demi mengirimkan barang ke berbagai daerah. Sementara ibunya sakit-sakitan akibat komplikasi paru-paru. Rena adalah anak tunggal, jadi setiap hari ia harus mengurus segalanya sendiri.
Setiap pagi sebelum sekolah, Rena bangun pukul lima, menanak nasi, menyuapi ibunya obat, lalu berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki sejauh tiga kilometer. Ia tidak pernah mengeluh. Satu hal yang selalu ia katakan pada dirinya sendiri adalah,
“Aku harus kuat, karena kalau aku menyerah, siapa lagi yang akan menjaga Ibu?”
Di sekolah, Rena tetap ceria. Ia tidak ingin teman-temannya tahu kesulitannya di rumah. Ia selalu tersenyum, bahkan ketika perutnya kosong karena tidak sempat sarapan. Nilai-nilainya tetap bagus, tapi belakangan ia sering kelelahan. Suatu hari, saat pelajaran seni budaya, Bu Dira—guru kesenian—mengumumkan lomba menggambar dengan tema “Harapan di Tengah Kesulitan.”
Seluruh kelas antusias. Teman-teman Rena langsung membuka kotak warna mereka yang lengkap dan baru. Sementara itu, Rena menatap pensil warnanya yang pendek-pendek dan kertas lusuh dari buku catatan yang sudah habis halaman belakangnya. Ia sempat ragu untuk ikut.
“Ren, kamu yakin mau ikut? Dengan alat kayak gitu?” sindir Dini, teman sekelasnya yang sering pamer perlengkapan mahal.
Rena hanya tersenyum. “Alat nggak penting, Din. Yang penting niat dan hati.”
Malamnya, Rena menggambar di kamarnya yang remang-remang. Listrik di rumah padam, dan ia menyalakan lilin kecil. Di luar, hujan turun deras. Namun Rena terus menggambar. Kertasnya sedikit lembap, tapi ia tak peduli.
Tangannya bergerak perlahan, menggambar seorang anak berdiri di bawah hujan lebat, memandangi pelangi yang muncul samar di balik awan gelap. Wajah anak itu penuh harapan. Di bawah gambar itu, Rena menulis,
“Hujan memang dingin, tapi tanpa hujan, pelangi takkan pernah datang.”
Ketika gambar itu selesai, Rena menatap hasilnya dengan mata berkaca-kaca. Ia tak tahu apakah karyanya akan menang, tapi ia yakin satu hal: gambar itu adalah potret dirinya sendiri.
Keesokan harinya, Rena menyerahkan gambarnya. Saat lomba dinilai, beberapa teman menertawakan kertasnya yang lusuh. Namun Bu Dira memperhatikan gambar itu lama sekali. Ia menatap Rena, tersenyum, lalu berkata pelan,
“Kadang, karya yang paling indah lahir dari hati yang paling kuat.”
Hari pengumuman tiba. Aula sekolah penuh dengan murid. Jantung Rena berdegup cepat. Ia tak berharap banyak, hanya ingin tahu apakah jerih payahnya dihargai. Ketika kepala sekolah mengumumkan pemenangnya, semua mata tertuju ke depan.
“Juara pertama lomba menggambar kali ini jatuh kepada… Rena Pradipta dari kelas 8B!”
Seluruh aula terdiam sejenak, lalu riuh tepuk tangan. Rena menutup mulutnya, tak percaya. Air mata menetes tanpa ia sadari. Bu Dira memanggilnya ke depan untuk menerima piagam. “Rena,” kata Bu Dira, “karyamu bukan hanya gambar, tapi kisah keteguhan hati. Pelangimu bukan di langit, tapi di hatimu.”
Di antara kerumunan, Rena tiba-tiba melihat seseorang berdiri di pintu aula. Sosok itu tinggi, berjaket hitam, dengan wajah letih tapi hangat—ayahnya. Ternyata, ayah Rena sengaja pulang lebih cepat setelah mendengar kabar dari Bu Dira.
Ayahnya tersenyum, menatapnya dengan bangga. “Ayah bangga padamu, Nak. Kau sudah jadi pelangi buat Ibu dan Ayah.”
Rena berlari memeluk ayahnya erat-erat. Ia menangis di dadanya. Semua rasa lelah, semua perjuangan, seolah terbayar lunas oleh momen itu.
Beberapa minggu setelah lomba, Rena sering diundang untuk bercerita di sekolah-sekolah lain tentang karyanya. Ia tak malu lagi menceritakan kesulitannya. Justru, ia ingin anak-anak lain tahu bahwa kesulitan bukan alasan untuk menyerah, tapi kesempatan untuk tumbuh.
Suatu sore, ketika Rena pulang dari sekolah, langit di atas gunung berubah menjadi warna jingga keemasan. Setelah hujan turun, muncul pelangi besar membentang di cakrawala. Ia berhenti berjalan dan tersenyum.
“Pelangi datang setelah hujan, seperti bahagia datang setelah perjuangan,” bisiknya.
Ia lalu menggenggam erat medali lombanya, seolah mengingatkan dirinya bahwa setiap tetes air mata bisa berubah menjadi warna indah di langit kehidupan.
Apa alasan utama Rena tetap mengikuti lomba menggambar meskipun kekurangan alat?
Mengapa gambar yang dibuat Rena sangat menyentuh hati Bu Dira?
Apa makna pelangi dalam cerita ini?
Bagaimana sikap Rena menghadapi ejekan dari teman-temannya?
Apa pesan penting yang bisa diambil dari perjuangan Rena?

Komentar

Erik Tri Irnawati 2025-10-14 03:18:37

Kisahnya menyentuh dan penuh inspirasi,sebuah perjuangan yang luar biasa. Semangat selalu Rena, keadaan bukan alasan untuk menyerah.

Water 2025-10-14 01:11:52

Keberhasilan Adalah sebuah Hasil dari perjuangan ,Sangat Bagus penuh dengan inspirasi

Arka 2025-10-14 00:37:28

?

OK 2025-10-14 00:37:06

ini sangat bagus \r\nsekali

IDEWA 8D 2025-10-14 00:36:26

Lebih baik terjebak kemacetan tetapi ada tujuan,dari pada terjebak rasa nyaman namun tidak ada kepastian??????

manis 2025-10-14 00:36:00

sebuah kesulitan bukan alasanmu untuk menyerah, tetapi kesempatanmu untuk tumbuh menjadi lebih kuat.\r\nNgawi, 14 Oktober 2025

Muhammad fajar Aldo 8E 2025-10-14 00:32:14

cerita nya bagus sangat memotivasi kita untuk tidak gampang menyerah

Surya Jaya.k (Alumni 58) 2025-10-14 00:31:15

sangat menyentuh dan inspiratif,keterbatasan bukan alasan untuk menyerah

Nama Anda 2025-10-14 00:28:54

poh ses

Jessy 8D CEO 2025-10-14 00:27:42

Keren bu, keep it up!

a 2025-10-14 00:27:21

dari rena kita belajar bahwa didalam kesulitan pasti ada yang namanya kesuksesan... semangat ya buat kalian semua yang lagi berjuang untuk melewati kesulitan maupun kesenangan...

Sahrul Gunawan 9a 2025-10-14 00:25:59

Bagus sekali

devid lX-C 2025-10-14 00:25:54

mantap man

y 2025-10-14 00:24:34

bgs

Arkana said 2025-10-14 00:24:32

Wih sangat keren banget tapii gak ada yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal

alpin 2025-10-14 00:22:29

aah

else7e 2025-10-14 00:20:28

assalamualaikum semua nya

Ahmat 2025-10-14 00:20:13

Alhamdulilah\r\nLancar rezeki

pais 9f 2025-10-14 00:20:08

yareuuuu

alwy yusuf 8h 2025-10-14 00:20:00

hahahahahaha

Dafet IXc 2025-10-14 00:19:29

Mantap dan bagus

Kepo!!! 2025-10-14 00:19:27

Yarewww

Riski 8c 2025-10-14 00:18:28

Tetap semangat berjuang dan berbuat baik

ARKA 2025-10-14 00:18:05

Baguss

Hanung 2025-10-14 00:17:40

Mantap dan mandiri

valdhestha 8c 2025-10-14 00:16:59

tetap semanggat sangat bagus

dani 8b 2025-10-14 00:16:30

yess sir

jarjit singt 2025-10-14 00:16:10

2 3 bunga rayaa hahahahahah

aldo 8e 2025-10-14 00:15:32

mantap

Genta 8c 2025-10-14 00:15:30

What?

nuva 8D 2025-10-14 00:15:19

mantap semangat keren bangett

ARKA 2025-10-14 00:15:07

Sangat bagus

saleho 2025-10-14 00:14:24

omegott

Alfaro 8D 2025-10-14 00:13:01

Yess

. 2025-10-14 00:12:54

ora weruhh

Napoleon Bonaparte 2025-10-14 00:12:18

Alhamdulillah

rangga 8c 2025-10-14 00:09:45

?

Alfaro 8D 2025-10-14 00:08:40

Dimana soalnya?

muhamad alham fizi 2025-10-14 00:04:32

kerenn bangeetttt

Ucup Ngawi 2025-10-14 00:00:34

Tetap Semangat

← Kembali ke Daftar Artikel